BATULICIN – Es balok untuk kebutuhan pengawet ikan di Pelabuhan Perikanan Batulicin minim. Hal ini dikeluhakan para nalayan dan buruh di sana.
Hal ini menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi, saat melaksanakan sidak ke kantor Pelabuhan Perikanan Batulicin (PPB), Selasa (5/1) siang.
Padahal es balok sangat dibutuhkan untuk menjaga agar ikan-ikan hasil tangkapan nelayan tetap terjaga kesegarannya.
“Kami lihat hampir 80 persen kekurangan es, ini jadi perhatian serius,” katanya.
Yani berjanji akan membantu secara maksimal agar kinerja di pelabuhan perikanan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Tanah Bumbu itu dapat bekerja dengan optimal ke depan.
“Kami akan bantu secara maksimal untuk pelabuhan. Bahkan, ke depan bisa menjadi pelabuhan terbesar di Kalsel,” ujarnya.
Plt Kepala Pelabuhan Perikanan Batulicin (PPB) Akhmad Syarwani kepada awak media mengakui, minimnya ketersediaan es balok sebagai bahan untuk mempertahankan kualitas ikan di pelabuhan memang sangat dirasakan.
PPB hanya mampu menyediakan es balok sekitar 6 ton per hari. Sedangkan yang dibutuhkan 10 ton per hari. Para nelayan menyiasati dengan mencari di luar pelabuhan.
“Apabila pendapatan ikan melimpah di pelabuhan ini, untuk pengiriman ke Pontianak dan Sampit, pulangnya mereka balik membawa es dari provinsi tetangga,” bebernya.
Kunjungan dadakan anggota DPRD Kalsel ini setidaknya dapat memperlihatkan fasilitas mana yang bisa menjadi skala prioritas untuk dimaksimalkan oleh Pemprov Kalsel. (syl)