Banjarmasin – Membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap umat muslim. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi firman-firman Allah untuk umat manusia, yang menjadi pedoman dalam kehidupan.
Untuk bisa membaca dan mengetahui isi Al-Qur’an tentu dibutuhkan kemampuan dan keterampilan membaca. Karena itu mengajarkan kepada anak-anak sejak dini menjadi prioritas yang utama dalam pendidikan Islam.
Belajar membaca Al-Qur’an bukan hanya sekadar mengenalkan huruf-huruf hijaiyah, namun juga aspek lainnya. Sehingga Al-Qur’an dapat dibaca sebagaimana mestinya.
Untuk tujuan tersebut, maka 2 pemuda asli Banua, Ustaz Fakhrie Hanief dan Ustaz Iqbal Ansari pada tahun 2016 membuat terobosan baru. Mereka menulis Metode Tartily Banjary yang disesuaikan dengan semangat Urang Banua.
“Tartily” merupakan manifestasi sebuah ayat yang memerintahkan agar membaca Al-Qur‟an dengan Tartil. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Muzzammil ayat 4,
yang artinya, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan). Sedangkan “Banjary” adalah mengambarkan semangat religius orang Banjar, dengan
harapan akan lahir generasi qur’an yang baiman, bauntung, wan batuah.
Metode Tartily Banjary disusun menggunakan pendekatan saintifik metode Sam’iyyah Syafahiyyah dan konsep Quantum Learning dengan merayakan setiap keberhasilan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan optimisme peserta didik.
Konsep Quantum Learning yang ditonjolkan dalam Metode Tartily Banjary dikemas dengan kata “SYARIF”.
Jika diuraikan maka huruf “S” berarti siapakan, “Y” berarti yakinakan, “A” berarti ajariakan wan amatiakan, “R” berarti rancakiakan wan rumusakan, “I” berarti iramaakan, dan “F” berarti fasykur (syukuri dan rayakan).
Metode ini telah digunakan oleh 8 unit Rumah Tahfizh Qur’an (kurang lebih 2000 santri) dan program pendidikannya dikelola langsung oleh Manajemen Pendidikan Quran Metode Tartily Banjary, yaitu di RTQ Al Azhar Al Syarif Manarap (sebagai pusat percontohan dalam penerapan Merode Tartily Banjary), RTQ Al Azhar Al Syarif Komp Bunyamin.
Kemudian RTQ Al Azhar Al Syarif Kebun Bunga, RTQ Al Azhar Al Syarif Pelambuan, RTQ An Nur Pramuka, RTQ Menara Ampel, RTQ Qaulan Karima dan RQ Ash Sofa.
Metode ini juga telah mewisuda lebih dari 400-an santri selama 4 tahun terakhir dan insyaAllah akan dilaksanakan kembali wisuda ke IV di tahun yang akan datang.
Jum’at, 10 November 2023, para pengelola Metode Tartily Banjary melakukan silaturrahim kepada M Syaripudin, Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kalimantan Selatan. Pengelola memaparkan proses terbentuknya Metode Tartily Banjary hingga penerapannya.
Dari pertemuan tersebut, Bang Dhin sapaan akrab M Syaripuddin, sangat mengapresiasi karya pemuda Banua tersebut. Ia berharap metode ini dapat disebarluaskan secara masif di lingkungan pendidikan di Kalimantan Selatan.
“Bukan hanya di sekolah nonformal, tetapi juga di sekolah-sekolah formal untuk memudahkan pembelajaran BTA (Baca Tulis Al Qur’an),” kata Bang Dhin.
Diharapkan, metode ini mendapat dukungan dari pemerintah dan pemangku kebijakan terkait untuk mewujudkan Kalsel Baabussalam. (mckalsel/arh)