Rabu, 9 Oktober 2024
BerandaKALSELBANJARMASINPenanganan Banjir di Kalsel Dinilai Lamban

Penanganan Banjir di Kalsel Dinilai Lamban

BANJARMASIN – Hingga hari kelima bencana banjir yang melanda Kalsel, sebagian wilayah masih terendam banjir. Aktivitas warga masih belum berjalan normal.

Bencana yang terjadi di Kalsel saat paling besar dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Sehingga sangat banyak masyarakat yang terdampak.

Sejumlah aktifis mahasiswa UIN Antasari mengkritisi lambannya penanganan serta bantuan pemerintah, Senin (18/1). Seperti evakuasi korban dan keperluan sembako sehari-hari.

Ketua Umum DEMA UIN Antasari Banjarmasin Muhammad Syahri Husaini angkat suara. Menurutnya pemerintah dinilai tidak serius dan sangat lambat dalam menangani bencana banjir kali ini.

“Pemerintah harusnya sejak awal tanggap dan serius dalam menghadapi bencana banjir. Jangan terlalu lambat. Banyak masyarakat yang perlu bantuan, baik tempat pengungsian, makanan, air bersih, obat-obatan sampai pakaian. Masih untung relawan-relawan dengan ikhlas turun ke lapangan,” katanya.

Syahri juga meminta pemerintah, baik di provinsi dan kabupaten/kota agar secepatnya menangani bencana banjir kali ini dengan efektif.

“Saya meminta agar pemerintah provinsi berkoordinasi dengan semua pemerintah daerah berpikir keras dan bertindak nyata dalam menangani banjir di semua wilyah,” ucapnya.

Ketua Umum Mapala Meratus UIN Antasari Banjarmasin Rizky Sudrajat menyampaikan, sejak awal mereka turun ke lapangan menjadi relawan membantu evakuasi masyarakat yang terdampak.

“Bersama kawan-kawan kami sejak awal turun ke lapangan untuk membantu evakuasi warga yang terdampak. Begitupun juga dari kawan-kawan Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Antasari. Kami kasihan melihat warga yang kami evakuasi sangat membutuhkan bantuan. Kami berharap pemerintah agar secepatnya turun tangan, baik membantu dengan logistik ataupun alat untuk evakuasi,” kata Risky

Ketua Umum DEMA Fakultas Tarbiyah UIN Antasari Banjarmasin Aditiya Hariyadi menilai bahwa penanganan banjir jangan hanya di mulut, tapi juga dengan tindakan konkret dan pembuktian.

“Ini sebenarnya adalah pembuktian keberhasilan pemerintah bagaimana dalam menghadapi bencana banjir. Apakah sesuai yang keluar dari mulut atau tidak,” tambahnya. (mid)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI