BANJARMASIN – Mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor PT Pertamina (Persero) area Banjarmasin, Rabu (3/3). Aksi ini untuk menyikapi kelangkaan dan meroketnya harga gas elpiji 3 Kg, akhir-akhir ini.
Poin yang mereka tuntut, antara lain harga elpiji yang di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp17.500 per tabung, dan keberadaannya yang langka pasca banjir melanda.
Koordinator aksi, Fahriannor mengatakan bahwa kondisi ini sering terjadi dari tahun ke tahun. Sehingga terlihat tidak ada sikap secara serius dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.
“Kita minta Pertamina memperketat pengawasan. Karena setiap tahun kami pasti aksi soal kelangkaan elpiji. Maka momennya selalu awal tahun,” ucap Fahriannor.
Ia menuntut agar pihak-pihak bertanggung jawab untuk segera mengatasi kelangkaan elpiji dan harga eceran yang tidak sesuai dengan regulasi.
Selain itu, perbarui sistem pengawasan distribusi agar kejadian kelangkaan dan mahalnya elpiji tidak terus terjadi setiap tahun. Kemudian segera membuat langkah efektif dalam pendistribusian kepada warga yang berhak.
“Perketat pengawasan distribusinya. Kami kumpulkan data sejak 2017 sampai sekarang selalu terjadi kelangkaan itu,” ungkapnya.
Sales Area Manager Pertamina Kalselteng Drestanto menyatakan, sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan agar penyaluran elpiji tepat sasaran.
“Bahkan Pj Gubernur Kalsel telah menerbitkan surat edaran yang intinya agar penyalurannya juga tepat sasaran. Misalnya masyarakat yang berpenghasilan di atas Rp1,5 juta tidak menggunakan elpiji 3 Kg. Termasuk ASN,” ujar Drestanto.
Ia mengakui bahwa proses distribusi masih terkendala akibat akses jalan yang rusak di Jalan Gubernur Syarkawi. Sehingga untuk sementara masih menggunakan tongkang dan kapal penyeberangan LCT.
“Meski jalan di Gubernur Syarkawi mulai diperbaiki. Tapi kalau hujan masih belum bisa dilalui angkutan besar,” tambahnya.
Ia meminta agar kesadaran masyarakat bisa menaati ketentuan berlaku. Karena sebenarnya stok elpiji yang didatangkan setiap bulannya telah memenuhi warga miskin.
“Setiap bulan stok kita ada sekitar 2,5 juta tabung. Jumlah itu sudah di atas data warga miskin,” tutupnya. (mid)