AMUNTAI – Pembuatan perahu jukung masih dipertahankan oleh beberapa masyarakat di Hulu Sungai Utara (HSU) sampai saat ini, salah satunya masyarakat di Desa Tapus Kecamatan Amuntai Tengah.
Pengrajin perahu jukung di Desa Tapus Haji Atta menyampaikan, dirinya sudah menggeluti usaha pembuat perahu jukung dari tahun 1990 hingga sampai saat ini. Usaha yang ia jalani adalah satu satunya yang dimiliki untuk menghidupi keluarga.
“Alhamdulillah, sudah 31 tahun menjalankan usaha membuat jukung. Dari usaha ini saya dan keluarga mendapatkan tahap untuk biaya hidup,” ucap Haji Atta, Minggu (23/5).
Harga perahu jukung yang dijual sangat bervariasi, tergantung ukuran. Untuk 5 meter perahu jukung kecil dibandrol kisaran Rp 2 juta, sedangkan 6-7 meter harganya Rp 3,5 4 juta rupiah.
Untuk bahan baku pembuatan jukung menggunakan bahan kayu ulin yang diperoleh dari penjual di Amuntai.
“Kayu ulin kita beli dari penjual didekat daerah sini. Kita pilih ulin karena kekuatan dan keawetannya, sehingga jukung yang saya buat bisa bertahan sampai 20 tahun, bahkan lebih,” katanya.
la menambahkan, untuk minat masyarakat terhadap jukung tidak berbeda dari dulu hingga sekarang.
“Sampai saat ini bisa dikatakan pesanan selalu ada. Baik untuk daerah Amuntai hingga luar daerah, mungkin karena kebutuhan masyarakat serta wilayah kita yang kebanyakan rawa dan sungai,” tutupnya. (mid)