BANJARMASIN – Balai Pengawasan Obat dan Makanan Banjarmasin luncurkan tiga unit Kelotok Laboratorium Keliling alias Kerling, Sabtu (10/4). Untuk apa ya?
Kerling tersebut, menurut Plt Balai Pengawasan Obat dan Makanan Banjarmasin Ary Yustatiningsih, merupakan inovasi pelayanan publik terutama di wilayah pelosok. Sebab kearifan lokal di Ibu Kota Provinsi Kalsel ini salah satunya masih ada aktivitas jual beli di sungai, yakni Pasar Terapung.
“Pengecekan petugas Kerling untuk menjamin keamanan panganan yang dijual pedagang,” katanya.
Ary menyebut pelayanan yang diberikan Kerling ada dua. Pertama, pengujian bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, Methanyl yellow dan Rodamin B. Kedua Komunikasi Edukasi dan Informasi (KEI) tentang obat dan makanan. Seluruh pelayanan pengujian tak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.
Ia mengatakan sudah menyusun rencana kerja untuk menyusuri seluruh sungai di Banjarmasin.
“Para petugas akan melakukan pengawasan obat dan makanan yang dijual pedagang. Seperti pengecekan label, kemasan, izin edar dan kedaluarsa, yang dijual para pedagang,” jelasnya.
Ia melihat penyalahgunaan obat berbahaya dalam makanan dan obat semakin hari terus menurun. Contohnya pengujian yang sudah dilakukan kepada pedagang Pasar Terapung. “Meski begitu kita tetap melakukan pengujian secara efektif,” imbuhnya.
Inovasi BPOM Banjarmasin di mata Pj Sekdako Banjarmasin Mukhyar, sangat bagus. Tujuannya agar pengawasan makanan dan minuman di Banjarmasin tetap terjamin aman dikonsumsi oleh masyarakat.
“Upaya BPOM tersebut termasuk untuk meningkatkan pariwisata di Banjarmasin,” cetus Mukhyar. (syl)
Leave a comment