retorikabanua.id, BANJARMASIN – Sinergi perencanaan pembangunan Kota Banjarmasin telah dilakuka Ibnu Sina serta Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang membidangi di era Baiman I.
Berbagai upaya dilakukan guna tercapainya pembangunan infrastruktur yang merata dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat. Namun juga tidak merusak lingkungan. Hal ini pun perlu koordinasi yang baik dari berbagai pihak di Pemerintah Kota Banjarmasin.
Seperti yang dikatakan Ibnu Sina, koordinasi mudah diucapkan namun dalam pelaksanaan perlu upaya yang luar biasa, agar semua dapat tertata dengan baik.
Untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan itu dimulai dari perencanaan. Seperti perencanaan pembangunan melalui program Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah Terpadu (SIMPUN). Selain sistem aplikasi perencanaan kota, kemudian aspek pendanaan tentu harus disesuaikan.
Dalam setiap tahapan-tahapan perencanaan dari musrenbang kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kota, banyak aspirasi yang ditampung, kemudian disinkronisasikan.
Hal ini juga berkaitan dengan adanya keluhan soal galian dan sebagainya. Disinilah, menurut Ibnu, peran Dinas PUPR terkait pembangunan utilitas tersebut agar ruang milik jalur (Rumija) benar-benar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tidak hanya dari sisi kota, secara regional pulau Kalimantan juga harus direncanakan secara baik. Sehingga Kota Banjarmasin tidak hanya dipandang sebagai salah satu Ibu Kota Provinsi Kalsel, tetapi bisa menjadi pintu gerbang bagi ekonomi pulau kalimantan.
Hal senada juga disampaikan Cawali Arifin Noor bahwa koordinasi bukan barang yang mudah, sehingga masing-masing SKPD menjalankan tanggung jawab yang diberikan sesuai tupoksi untuk melakukan kegiatan.
Seperti galian proyek. Kegiatan ini tidak dapat diprediksi secara jelas dari kerusakan yang terjadi. Namun, mantan Kadis PUPR Banjarmasin ini mengatakan, tanggung jawab diberikan apabila terjadi kerusakan. Mereka akan segera memperbaiki.
Selama menjabat sebagai Kadis PUPR, dirinya memberikan perlakuan yang sama dan sistem koordinasi dilakukan secara terukur dan terarah.
Di masa era Baiman I, perbaikan terus dilakukan melalui tiga inovasi pembangunan. Yaitu, BATARANG (program penerangan setiap sudut kota), BATAJIR (program kota Banjarmasin bebas banjir), dan TUTUP LUBANG. (*)