RETORIKABANUA.ID, Banjarmasin – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), menyerahkan bibit cabai Tiung sebagai bagian dari Program Balombok Ding Ai (Betanam Lombok di Pinggir Sungai) di Kawasan Wisata Kampung Biru, Jumat (22/11).
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, Kepala Dinas DKP3 Banjarmasin, Yuliansyah, serta Camat Banjarmasin Tengah, Maslun. Selain itu, hadir juga Forkopimda dan beberapa Kepala SKPD, serta jajaran staff TPID.
Program Balombok Ding Ai ini merupakan upaya TPID Kota Banjarmasin untuk menjaga harga cabai agar tetap stabil, khususnya menjelang perayaan Natal, Tahun Baru (Nataru), dan awal Ramadan. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, menjelaskan bahwa dengan program ini, masyarakat bisa menanam cabai sendiri di rumah menggunakan polybag, yang bisa membantu memenuhi kebutuhan cabai sehari-hari sekaligus mendukung pengendalian inflasi.
“Kami ingin memastikan bahwa cabai tetap ada dan harganya tidak melonjak tinggi. Dengan menanam cabai sendiri, warga tidak hanya dapat mengurangi pengeluaran, tetapi juga berkontribusi dalam menurunkan inflasi yang kini sudah turun ke angka 2 persen,” kata Ibnu Sina.
Dalam program ini, 2.000 polybag yang berisi tanaman cabai unggul, termasuk cabai Tiung yang memiliki tingkat kepedasan 17 kali lipat dibanding cabai biasa, dibagikan kepada warga. Setiap rumah menerima empat polybag untuk dirawat selama tiga bulan hingga panen.
“Kami berharap dengan program ini, kebutuhan cabai warga bisa tercukupi tanpa harus membeli di pasar, terutama pada periode Nataru dan Ramadan,” tambah Ibnu Sina.
Ibnu Sina juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai atau tanaman lain. Selain bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari, hal ini juga bisa membuat lingkungan lebih hijau dan rapi.
“Kalau polybag ini disusun di sepanjang jalan, bisa mempercantik lingkungan sekitar dan tentunya memberikan manfaat. Apalagi, dengan adanya sungai di sekitar, air untuk merawat tanaman juga mudah didapat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ibnu Sina juga mengajak generasi muda, terutama petani milenial, untuk terlibat dalam program pertanian. Menteri Pertanian pun memberikan insentif sebesar Rp10 juta per orang untuk petani milenial yang ingin mengembangkan usaha pertanian.
“Di Banjarmasin, kita bisa menggunakan sistem hidroponik atau memanfaatkan pekarangan kecil untuk bertani. Ini adalah pilihan yang cocok untuk generasi muda yang ingin berkontribusi pada sektor pertanian,” ujarnya.
Ibnu Sina menekankan bahwa sektor pertanian tetap menjadi penopang utama pangan lokal. Meskipun tahun lalu sempat gagal panen akibat serangan hama, tahun ini panen raya di Banjarmasin berjalan dengan sangat baik.
“Alhamdulillah, panen kita tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Ini membuktikan bahwa pertanian adalah sektor vital yang harus kita jaga dan kembangkan,” pungkas Ibnu Sina.
Dengan adanya program Balombok Ding Ai, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, sekaligus berkontribusi pada kestabilan harga cabai di pasaran. (ms)