BANJARMASIN – Pembayaran pembelian kantong darah sejumlah rumah sakit tersendat. Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin mulai kesulitan dalam operasional.
Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin Aulia Ramadhan Supit mengatakan,
Jika terus berlanjut, UDD terancam bangkrut.
“Cash flow UDD PMI Kota Banjarmasin sangat terganggu akibat menunggaknya pembayaran pengambilan kantong darah dari rumah sakit,” keluhnya, Jumat (16/4).
Sebab, proses pengambilan darah ada biaya operasional yang dikeluarkan. Mulai membeli kantong darah, mendeteksi darah dari penyakit sampai menggaji karyawan.
Kondisi ini sebenarnya sudah sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Kalsel. Namun tunggakan pembayaran awalnya hanya berkisar 1-2 bulan saja. Belakangan, makin parah hingga 4 bulan.
Pihaknya sudah berupaya melakukan penagihan, namun tak ada jawaban pasti. Bahkan ada yang meminta kelonggaran pembayaran hingga September mendatang.
Ditanya rumah sakit mana saja yang menunggak? Ia enggan menyebut. Namun, jumlah tunggakan mencapai Rp 1 miliar lebih.
Ia berharap, ada solusi mengatasi hal ini. Karena bukan hanya menganggu operasional UDD PMI Kota Banjarmasin saja, namun juga menganggu pembayaran tagihan ke vendor.
“Kami kesulitan pesan barang ke vendor, karena masih ada tunggakan,” pungkasnya. (syl)