Sabtu, 7 Desember 2024
BerandaKALSELBANJARMASINFKPT Kalsel Gandeng Pemuda Tangkal Faham Radikalisme

FKPT Kalsel Gandeng Pemuda Tangkal Faham Radikalisme

BANJARMASIN – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel menggelar kegiatan bidang pemuda dan pendidikan mengangkat tema “Indonesia Tangguh, Peran Pemuda Dalam Manjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, di Hotel Rodhita Banjarmasin, Jumat (18/6).

Turut berhadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Kesbangpol Kalsel H Heriansyah, Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi, dan Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan FKPT Muhammad Hafizh Ridha.

Kepala Kesbangpol Kalsel H Heriansyah mengatakan, sekarang ini penyebaran paham radikal tak hanya dilakukan secara tatap muka dan melalui kelompok yang berkedok agama, namun juga rentan sekali terpapar melalui sosial media yang sering digandrungi oleh generasi muda.

Media sosial saat ini masih menjadi sarana yang paling efektif dalam menghasut generasi muda agar terpapar paham radikal. Apalagi paham radikalisme ini akan cepat terserap oleh generasi muda yang berusia 18 hingga 20 tahun yang masih mencari jati diri, hingga mudah terdoktrin melakukan aksi-aksi radikalisme.

“Kami berharap, kita sama-sama dapat membangun komunikasi. Kita lebih bijaksana dalam bermedia sosial. Kita juga saling mengingatkan bagaimana bersosial media yang baik dan benar,” ujar Heriansyah.

Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi meminta peran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua sangat diperlukan dalam memberikan edukasi.

Hal itu bertujuan agar paham radikalisme bisa terdeteksi secara dini. Sebab, jika mengacu pada data nasional dari setiap 1000 warga di Indonesia, hampir 80% di antaranya terpapar paham radikal.

“Jika banyaknya kaum muda yang terpapar oleh paham radikal dapat dilihat dari sejumlah penangkapan dan pelaku terorisme. Di mana sebagian besar dari mereka masih berusia belia. Pada umumnya para mentor aksi radikal tersebut memang menyasar kaum muda baik dengan cara melalui media sosial atau hal lain,” kata Aliansyah.

Ia juga mengatakan, berdasarkan pengakuan beberapa pelaku yang bertugas merekrut dan mementori para pelaku bom bunuh diri, kaum muda lebih mudah untuk didoktrin melakukan aksi-aksi radikalisme.

“Kemudian yang mereka sasar itu anak muda yang galau, yang tertutup atau kurang pergaulan dan mereka yang kurang memiliki pengetahuan tentang agama,” tambahnya.

Sebagai langkah nyata guna memerangi paham-paham tersebut di Kalimantan Selatan, pihaknya telah melakukan roadshow ke sejumlah daerah dan pesantren guna merangkul tokoh agama dan masyarakat untuk selalu mewaspadai radikalisme.

“Kita minta kepada para ulama untuk memasukkan materi-materi deradikalisasi yang mencerahkan, seperti pemahaman tentang jihad dalam setiap majelis atau pengajian mereka,” pungkasnya. (mid)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI