Oleh: Atika Zahra Maulida
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin.
Tidak terasa kita sudah berada di pertengahan bulan Ramadhan. Tidak lama lagi lebaran pun datang. Bulan Ramadhan tahun ini adalah kali kedua kita jalani di tengah kondisi Covid-19. Tahun lalu, di akhir tahun 2019 ketika “tamu tak diundang” itu datang, kehidupan dunia di berbagai bidang praktis lumpuh total.
Ekonomi global terkontraksi sangat dalam pada semester 1 2020. Hal itu disebabkan dari imbas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh negara-negara tersebut demi pencegahan tersebarnya Covid -19 ini lebih luas lagi. Begitupula yang kita rasakan di Indonesia, kinerja perekonomian mulai terkontraksi di kuartal II sekitar 5,32% (yoy) dan di kuartal III sekitar 3,49% (yoy). Kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang diambil untuk memitigasi penyebaran Covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat secara umum.
Adanya kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) dan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diberlakukan pemerintah otomatis membatasi gerak masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Imbasnya begitu terasa banyak perusahaan-perusahan skala multi nasional, hingga UMKM yang terpaksa gulung tikar. Tingkat Pengangguran semakin meningkat karena maraknya PHK di perusahaan-perusahaan. Kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi masyarakat praktis mengalami dampak yang sangat negatif.
Ibadah puasa dan lebaran di tengah kondisi Covid-19 jelas berbeda seperti yang kita jalani di tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga pengelolaan keuangan pada saat lebaran saat pandemi seperti ini juga perlu strategi khusus. Dikarenakan beberapa kebijakan pembatasan social, menyebabkan masyarakat tidak bisa leluasa melakukan transaksi jual beli secara langsung, sehingga kegiatan tersebut beralih ke transaksi E-Commerce dan serba digital. Saat ini belanja tidak perlu lagi datang ke Mall dan supermarket cukup lewat smartphone semua kebutuhan bisa terpenuhi.
Menjelang lebaran seperti saat ini, hampir semua merchant dan market place berlomba menawarkan berbagai sale dan promo. Kebutuhan-kebutuhan diluar dugaan akan sangat banyak menguras rekening apabila tidak diatur dengan baik dan konsisten. Berikut beberapa tips pengelolaan keuangan saat lebaran di tengah Pandemi Covid -19.
Membuat skala prioritas
Godaan yang datang saat jelang lebaran adalah tambahan pendapatan dari THR (Tunjangan Hari Raya) yang biasanya nominalnya satu kali gaji. Bagi sebagian orang, THR biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran, dan kebanyakan habis untuk hal-hal di luar kebutuhan lebaran. Agar keuangan tidak keluar jalur, kita harus membuat skala prioritas. Bayar segala kewajiban dan penuhi semua kebutuhan pokok terlebih dahulu, jangan lupakan dana zakat fitrah yang harus diprioritaskan.
Setelah semua kewajiban dipenuhi, tentukan budget dengan nominal pasti untuk kebutuhan lebaran, seperti baju lebaran, makanan dan kue lebaran, hampers dan lain-lain. Bedakan anggaran Bulanan dengan anggaran Lebaran. Usahakan kita berkomitmen dengan budget yang sudah kita tentukan untuk menghindari penggunaan dana cash flow dan dana darurat kita.
Pengalihan Dana Mudik ke Pos Investasi dan Dana Darurat
Kebijakan peniadaan mudik dua tahun ini bisa kita tanggapi secara positif. Biasanya kegiatan mudik ini bisa menghabiskan budget yang besar dan kebanyakan malah bisa menghabiskan tabungan. Dengan adanya peniadaan mudik ini otomatis anggaran dana mudik yang sudah dianggarkan bisa dialihkan ke pos lain, seperti pos investasi atau tabungan dana darurat. Sehingga setelah lebaran, rekening kosong karena biaya mudik tidak akan kita alami lagi.
Jangan Tergoda dengan Diskon dan Free Ongkir
Mall, pusat perbelanjaan dan market place menjadikan momen lebaran sebagai ladang cuan, sehingga diskon besar-besaran terbukti ampuh mendatangkan magnet pembeli. Pada saat pandemi masyarakat pun beralih berbelanja ke market place yang jauh lebih aman, karena tidak ada kontak fisik dengan yang lain. Market place pun berlomba-lomba memberikan promo besar-besaran yang sangat memanjakan customer. Pada kondisi seperti ini, komitmen sangat penting, berbelanjalah sesuai dengan budget yang sudah dibuat, jangan berbelanja di luar anggaran. Utamakan kebutuhan dibandingkan keinginan dan nafsu.
Catat Pengeluaran Sekecil Apapun
Setelah membuat anggaran, komitmen kita yang lain adalah mencatat semua uang yang keluar sehingga kita bisa mengevaluasi anggaran kita. Dengan mencatat semua pengeluaran, kita bisa mencegah kondisi keuangan yang memburuk pasca lebaran. (*)
Cari Sumber Pendapatan Lain
Kebutuhan dan keinginan yang lebih banyak saat lebaran pasti membutuhkan dana yang lebih banyak pula, sehingga dibutuhkan sumber pendapatan di luar pendapatan utama. Kita bisa membuka usaha kecil-kecilan seperti usaha online shop, jual beli parcel atau berjualan makanan takjil di saat Ramadhan untuk menambah sumber pendapatan saat lebaran.
Menunda Kebutuhan yang Tidak Penting
Bedakan antara need dan want. Jangan dahulukan keinginan yang akan memperburuk kodisi keuangan kita. Tekan hawa nafsu untuk hal-hal di luar anggaran.