BANJARMASIN – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin meminta kepolisian segera mengungkap kasus pengeroyokan dan penusukan terhadap Muhammad Wildan, seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Akibat luka yang dideritanya, mahasiswa asal Tanah Bumbu tersebut akhirnya meninggal dunia, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum HMI Cabang Banjarmasin Muhammad Faisal Akbar menyampaikan agar aparat hukum segera mengusut tuntas kasus tersebut dan meringkus dua pelaku yang telah melakukan penganiayaan terhadap korban.
“Kami menghendaki pihak kepolisian sesegera mungkin mengusut tuntas kejadian ini. Karena memang kepada pihak yang berwenanglah kita percayakan ini agar bisa cepat terungkap,” kata Faisal.
Pihaknya khawatir, kalau kasus yang menimpa mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) tidak terungkap tuntas, maka akan berakibat timbulnya permasalahan baru. “Sangat meresahkan,” ujar alumni UIN Antasari itu.
Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Banjarmasin Anak Asy’ari menegaskan, terungkapnya kasus ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.
“Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparat hukum dipertaruhkan kalau kasus ini tidak cepat diusut tuntas. Kami akan terus mendorong proses hukum, jangan sampai kasus yang menimpa rekan mahasiswa kami dibiarkan berlarut – larut,” tuturnya.
Menurutnya, siapapun pelaku aksi tersebut, harus bertanggung jawab. Mengingat pengawalan akan terus dilakukan hingga terungkap. “Siapapun pelakunya harus bertanggung jawab. Kasus ini akan terus kami kawal hingga pelaku pengeroyokan dan penusukan ini ditemukan,” tegasnya.
Sebagai pengingat, mahasiswa IPS, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu dikeroyok dengan senjata tajam oleh dua orang tak dikenal di kawasan Lingkar Dalam Selatan, Banjarmasin Selatan, Jumat (5/2).
Diduga peristiwa itu dipicu hanya karena masalah sepele. Saat itu korban secara tak sengaja menatap ke arah pelaku di sebuah warung nasi goreng di Lingkar Dalam.
Di waktu bersamaan, dua pelaku bersama dua temannya juga ada di lokasi kejadian. Mereka membeli nasi goreng di tempat yang sama. Kemudian, Hp salah satu pelaku berdering. Mendengar bunyi Hp spontan saja korban menengok. Hal itu yang diduga membuat salah satu pelaku tak senang. Lantas mereka terlibat cekcok.
Singkat cerita, dua pria itu tiba-tiba menyerang Wildan dengan membabi-buta menggunakan senjata tajam. Korban roboh dengan 5 luka tusukan bersarang di tubuhnya. Saat itu juga ia dilarikan oleh temannya ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin guna penanganan medis.
Sekitar satu minggu dirawat, korban diperbolehkan menjalani rawat jalan di rumah pamannya di Jalan Lingkar Dalam, Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan.
Namun, selama dirawat di rumah pamannya korban masih kerap mengeluh sakit. Hingga pada Sabtu (20/2), ayah korban memutuskan untuk membawa pulang ke rumahnya di Batulicin. Dua hari kemudian korban meninggal dunia. Hingga saat ini, para pelaku pengeroyokan Wildan masih buron. (mid)