BANJARMASIN – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kalsel kembali mengukuhkan diri sebagai partai millenial, menyusul bergabungnya Muhammad Aris di jajaran kepengurusan.
Bergabungnya gitaris The Moses, satu grup band ternama Banua di partai itu, menyusul jejak personel lainnya, Antung Riduan di PSI.
Sudah pasti, dengan kehadiran anak ke 2 dari 3 bersaudara, putra Achyan Noor, seorang seniman Kalsel, akan menyuntikkan semangat dan darah baru bagi partai yang dikomandoi Giring, mantan vokalis Nidji itu.
Darah seni mengalir di nadi Aris. Ayahnya dulu pernah masuk dapur rekaman bersama artis ibu kota Caca Handika. Salah satu lagu yang hits “Angka Satu”.
Pengalaman sang ayah menjadi kenangan tersendiri bagi Aris, sekaligus tantangan.
Di tahun 2009, dengan skill gitar yang cukup mumpuni, Aris sempat mencoba hijrah ke Jakarta bersama Naffas Band dan masuk dapur rekaman. “Putuskan Saja” menjadi album debutan.
Pulang ke Banjarmasin, ia bergabung dengan The Moses. Band ini sempat merilis single “Cinta Ini Untukmu” tahun 2018.
Meski begitu, pendidikan tak pernah dilupakan. Gelar sarjana S1 diraihnya dari Universitas Islam Kalimantan, Fakultas Teknologi Informasi, Jurusan Teknik Informatika.
Aris muda kemudian bekerja di perbankan di Banjarmasin. Tetapi ia tak betah. Setelah lima tahun, ia memilih berwira usaha. Ya, tak jauh dari dunia musik.
Hobi main gitar mencetuskan ide bisnis. Aris menjalankan usaha penjualan dan pengadaan berbagai alat musik. Bahkan sampai jasa service. Ia juga membuka kursus dengan brand GitarStoreBjm di kawasan Kayu Tangi Banjarmasin.
Pemuda energik ini pun mengembangkan jiwa berorganisasi. Aris aktif di Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI). Selain itu, terlibat di Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kalsel. Posisinya strategis, sebagai bendahara.
Dengan bekal networking skill atau kemampuan membangun jaringan, dunia politik dibidiknya. Maka, PSI menjadi labuhan
“Di era milenial, politik harus mewarnai. Bagi saya, yang tepat adalah PSI. Regenerasi tidak dapat dihindari, mengharuskan kita para pemuda untuk berani melangkah maju,” katanya menyampaikan argumentasi.
Bersama PSI, pria ini bertekad berdiri di depan menyuarakan aspirasi dan memberikan kontribusi untuk masyarakat.
Sebelum memutuskan ke jalur politik, kebimbangan sempat mendera. Beberapa parpol menawarkan bergabung.
“Namun, dengan berbagai macam pertimbangan, akhirnya PSI saya pilih,” pungkasnya. (syl)