retorikabanua.id,BANJARBARU – Sekolah di Kota Banjarbaru belum memulai pembelajaran tatap muka atau PTM. Pertimbangannya lantaran pandemi masih terjadi, walau tren kasus cenderung menurun.
Meski belum memulai PTM, sejumlah sekolah diplot menjadi sekolah piloting. Salah satunya SMPN 1 Banjarbaru. Sekolah ini ditunjuk sebagai sekolah percontohan penerapan PTM dengan protokol kesehatan.
Kepala SMPN 1 Banjarbaru Undi Sukarya mengatakan, sekolahnya memang berstatus piloting. Pihaknya pun sudah mempersiapkan segala macam protokol kesehatan untuk pola PTM apabila digulirkan pemerintah.
“Kita sudah menggelar simulasi satu pekan lalu. Hasilnya bagus, kita sukses menerapkan protokol kesehatan dari segala aspek. Mulai dari kesiapan guru, perangkat protokol serta siswa yang sudah paham dengan protokolnya,” kata Undi.
Dalam simulasi Selasa (8/11) lalu, jumlah siswa hanya berjumlah 18 orang. Sembilan pria dan sembilan lagi wanita. Mereka merupakan pengurus dari Osis SMPN 1 Banjarbaru.
Secara teknis, waktu belajar siswa dipersingkat. Kursi duduk juga dibuat berjarak. Masker wajib dikenakan dan rutin mencuci tangan. “Sebelum masuk kita lakukan pengecekan suhu di pintu depan,” ucapnya.
Melihat hasil simulasi itu, ia meyakini sekolahnya akan siap jika PTM diterapkan. Terlebih sebelum simulasi, pihaknya katanya sudah selalu mempersiapkan hal-hal apa saja yang dibutuhkan dalam penerapan protokol kesehatan.
“Mungkin nanti yang berbeda dan perlu adaptasi lagi ketimbang simulasi adalah jumlah siswanya. Memang kita memberlakukan hanya 30 persen dari jumlah siswa, tapi tetap kita harus perhatikan benar-benar protokol,” paparnya.
Apabila nanti PTM diterapkan, maka akan diberlakukan sistem kloter. Dalam sepekan setiap kloter hanya masuk selama tiga kali dengan prokes. “Total siswa kita ada 900 an, jadi nanti hanya 30 persennya saja sekitar 300 siswa. Meski maksimalnya 50 persen, kita memutuskan hanya 30 persen saja,” tutupnya. (mrf)