BANJARMASINKALSEL

Percaya Covid? Percaya data?

203

BANJARMASIN – Berdasarkan data yang dikutip dari Twitter Kementerian Kesehatan RI, total kasus infeksi corona di Indonesia 2.345.018 dengan penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 31.189 kasus pada laporan harian. Angka tersebut merupakan tambahan harian terbanyak sepanjang pandemi Covid-19 di Indonesia. Adapun kasus kematian harian bertambah 728 yang juga merupakn rekor tertinggi.

Lonjakan kasus positif Covid-19 yang berlangsung sejak Juni hingga awal Juli 2021  menyebabkan jumlah zona merah corona di Indonesia meningkat pesat. Terutama di Pulau Jawa, kini sebagian besar kota/kabupaten berstatus zona merah corona.

Lonjakan zona merah corona diperkirakan masih akan terjadi pada pekan kedua Juli 2021. Pasalnya, kasus positif Covid-19 terus bertambah banyak dan memecahkan rekor.

Bagaimana dengan Kalimantan Selatan? Apakah hanya akan menunggu bom waktu atau Kalsel sudah melakukan antisipasi secara paripurna?

Itulah yang menjadi perhatian khusus dari Wakil Ketua DPRD Prov. Kalsel Muhammad Syaripuddin atau yang biasa diakrab Bang Dhin. Bang Dhin tidak henti-hentinya menyerukan agar pemerintah dan masyarakat bersinergi melawan Covid-19.

“Saya dalam melihat sebuah kasus harus by data, bagaimana data di Kalsel, apakah data di Kalsel sudah benar dari segi pengumpulan data, atau datanya sudah benar tapi tidak disampaikan dengan benar? Masyarakat harus tau data real, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ambang awas mereka agar mereka bisa sadar diri untuk menjaga diri” Jelas Bang Dhin

Bang Dhin melanjutkan perlunya diungkap data real dari Positivity Rate (PR) dan Rasio Lacak Isolasi (RLI) Covid-19 Kalsel karena Positivity Rate (PR) dan RLI (Rasio-Lacak-Isolasi) ini ditujukan untuk memantau penanggulangan penyebaran Covid-19 disetiap daerah. Laporan yang Anda sampaikan akan sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan kebijakan terkait penanggulangan penyebaran Covid-19. Sebagai informasi Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan sedangkan Rasio Lacak Isolasi adalah jumlah orang yang dilacak dan dipantau untuk setiap kasus yang ditemukan.

“Jadi, sekali lagi saya tekankan, apakah data yang diberikan ke masyarakat sudah benar? Apakah dalam menghitung angka Positivity Rate dan Rasio Lacak Isolasi dilakukan dengan benar? Atau apa belum maksimal? Harusnya itu dibuka dan dilakukan rapat bersama kemudian ditarik kesimpulan dan keluar sebagai kebijakan yang efektif dan efisien. Dan modalnya adalah data yang benar” ucap Bang Dhin

Bang Dhin melanjutkan bahwa pemerintah ke depannya perlu menjadikan rasio lacak isolasi ini sebagai target yang harus dipenuhi. Jika tak dilakukan, maka sulit bagi Indonesia untuk bisa mengendalikan pandemi corona yang terjadi pada saat ini. Terutama untuk Kalimantan Selatan agar diketahui kedaruratan status Kalsel. Apakah baik-baik saja, apakah darurat, apakah hanya ingin menunggu bom waktu?

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

AZKO DAY: Merayakan Transformasi Hidup Lebih Baik di Banjarmasin!

RETORIKABANUA.ID, Banjarmasin – PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (AHI) atau yang lebih...

Pasar Wadai Ramadhan 2025 Banjarmasin Gabungkan Pasar Pemprov dan Kota, Siap Jadi Lebih Meriah!

RETORIKABANUA,ID, Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sepakat...

Pekan Panutan SPT Tahunan 2025, Pemkot Banjarmasin dan KPP Banjarmasin Ajak Wajib Pajak Laporkan Tepat Waktu!

RETORIKABANUA.ID, Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama...

Banjarmasin Tangani Darurat Sampah, Wali Kota Ajak Forkopimda Cari Solusi Cepat!

RETORIKABANUA.ID, Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)...