BANJARMASIN – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat menggelar webinar bedah buku bertajuk “Diplomasi: Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara”. Acara diadakan secara daring, Kamis (24/6).
Webinar dihadiri oleh tim penulis buku, Bagas Hapsoro (Dubes RI untuk Swedia dan Latvia 2016-2020), Taufiq Rhody (Konsul Jenderal RI di Penang 2014-2016) dan Abdurrahman Mohammad Fachir (Wakil Menlu RI 2014-2019).
Tak hanya itu, acara ini juga dihadiri Sekda Provinsi Kalimantan Selatan 2017-2020 dan Ketua IKA FISIP ULM H Abdul Haris Makkie, serta para akademisi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP ULM. Bertindak sebagai moderator pada webinar ini Safa Muzdalifah.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkuat H Asmu’i mengapresiasi hadirnya buku yang memuat pengalaman langsung dari para diplomat tanah air.
Ia berharap, dengan pendirian Program Studi Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dukungan dari Kementerian Luar Negeri RI yang dalam kesempatan ini diwakili oleh tim penulis buku, diharapkan bisa mempercepat realisasi tersebut.
Hapsoro pada kesempatan itu menyambut hangat dan mendukung pendirian Program Studi Hubungan Internasional di FISIP ULM. Ia menyampaikan alasan khusus mengapa ULM dipilih sebagai host dari bedah buku. Karena ULM merupakan universitas paling bergengsi di Kalimantan.
“Kalsel juga telah melahirkan beberapa tokoh nasional. Seperti Gusti Muhammad Hatta sebagai Menteri Lingkungan Hidup RI pada Kabinet Indonesia Bersatu II, Gusti Rusli Noor, seorang Dirjen Hubungan Luar Negeri Kemlu RI dan tentu saja Abdurrahman Mohammad Fachir yang juga menjadi pembicara dalam webinar,” ujarnya.
Taufiq Rhody pada webinar menekankan pentingnya pemanfaatan kesempatan yang terbuka lebar dalam konteks kerja sama internasional. Ia menceritakan tentang inovasi yang dilakukan oleh negara-negara maju, seperti Swiss yang bisa mengolah sampah untuk menjadi pembangkit listrik sebagai suatu pemecahan masalah yang berbasis kreativitas.
Untuk itu, Taufiq mendorong agar kerja sama antar grassroot dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kepentingan negara dan daerah.
Sedangkan Abdurrahman Mohammad Fachir mengingatkan kembali tujuan negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam konstitusi. Tugas diplomat menurutnya adalah mengaktualisasikan tujuan negara di luar negeri yang meliputi diplomasi perlindungan WNI, diplomasi ekonomi dan lain sebagainya.
Hal penting yang menjadi sorotan adalah kesinambungan antara pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam atau potensi yang dimiliki Kalsel. Sinergi antara potensi SDM dan SDA merupakan kunci keberhasilan inovasi daerah dalam memanfaatkan peluang yang disediakan dalam kancah internasional.
“Saya senang dengan acara ini. Kami bisa berkumpul dan bernostalgia dengan para rekan-rekan di Banua. Semoga juga acara dan kegiatan ini bisa berkelanjutan kemudian hari,” ucapnya.(red)