BANJARMASIN – KH Ahmad Zuhdiannor atau akrab disapa Guru Zuhdi adalah seorang ulama kharismatik asal Kalimantan Selatan (Kalsel), yang terkenal karena memiliki akhlak yang mulia.
Guru Zuhdi dilahirkan di Banjarmasin, 10 Februari 1972 dari keluarga yang menekuni ilmu-ilmu agama. Beliau merupakan putra dari H Muhammad bin Jafri dan Hj Zahidah binti KH Asli. Ayah beliau dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin. Sedangkan kakek dari pihak Ibu, KH Asli adalah tokoh ulama asal Alabio.
Pendidikan formal yang dijalani Ahmad Zuhdiannor hanya sampai tingkat SD. Setelah itu, ia melanjutkan ke Pesantren Al Falah, selama sekitar dua bulan, namun karena sakit kemudian berhenti.
Ia kemudian belajar dari kakek beliau sendiri dari pihak ibu, KH Asli selama satu tahun. Bidang ilmu yang dipelajari di sana, yaitu Ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, dan Tasawuf.
Setelah satu tahun di Alabio, kemudian meneruskan mengaji dengan orang tuanya, belajar Tauhid, Fikih, Nahwu, Tasawuf.
Selama di Banjarmasin, beliau juga belajar dengan KH Abd Syukur Teluk Tiram, di sana dia belajar tasawuf, fikih, ushul fikih, Arudh.
Setelah meninggal KH Abd Syukur, kemudian menambah lagi ilmu dengan KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), dengan beliau belajar beberapa ilmu, terutama akhlak kurang lebih selama tujuh tahun.
Pengaruh Guru Sekumpul terhadap Guru Zuhdi sangat kuat. Pada banyak hal beliau selalu merujuk kepada figur sang guru ini. Seperti dalam hal tarekat, beliau mengikuti Tarekat Sammaniyah. Bahkan dalam berpakaian pun ketika mengisi pengajian, beliau sangat mirip dengan ulama kharismatik asal Martapura ini.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Guru Zuhdi sangatlah menguasai ilmu alat. Bahkan, pernah diceritakan bahwa dulu waktu mengaji dengan Guru Sekumpul, Guru Zuhdi disuruh untuk membacakan kitabnya, lalu Guru Sekumpul menjelaskan maknanya. Padahal waktu itu, Guru Zuhdi merupakan orang yang paling muda.
Hal senada diungkapkan oleh Guru Qomaruddin (Guru Busu), Ia menceritakan bahwa dulu pernah belajar dengan Guru Zuhdi dan penjelasan Guru Zuhdi sangatlah mendetail.
“Kalau urusan ilmu alat, rasa-rasanya tidak ada yang bisa menandingi yang namanya Guru Zuhdi,” ungkap Guru Busu.
Kini, hampir dua tahun sang pelita itu telah tiada. Guru Zuhdi wafat pada 9 Ramadhan bertepatan 2 Mei 2020 di RS Medistra Jakarta karena sakit. (rsd)