BATULICIN – Berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman menjadi tradisi bagi masyarakat muslim di Tanah Air. Utamanya saat perayaan Lebaran Idul Fitri.
Namun, seperti tahun lalu, pemerintah kembali melarang warga untuk mudik pada libur lebaran tahun ini. Mengingat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.
Mudik dikhawatirkan bisa meningkatkan penyebaran Covid-19 dan menciptakan klaster baru di kampung halaman masing-masing.
Tak hanya itu, masyarakat diharapkan untuk tidak menggelar open house saat Idul Fitri 1442 Hijriah.
Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 800/2794/SJ tentang Pelarangan Buka Puasa Bersama Bulan Ramadhan dan Open House/Kegiatan Halal Bihalal Pada Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. SE ditujukan bagi ASN dan para pejabat.
Merespons itu, Wakil Ketua DPRD Kalsel M Syaripuddin berkomitmen penuh untuk mendukung SE Mendagri.
“Biasanya saya menggelar open house untuk menjamu kerabat, keluarga, teman-teman komunitas, aktivis dan masyarakat saat lebaran. Di kediaman pribadinya tentunya. Tetapi, tahun ini saya meniadakan open house, sepertu tahun lalu. Saya menghormati aturan yang dibikin pemerintah,” tutur Bang Dhin, begitu ia akrab disapa, Rabu (12/5).
Walau begitu, silaturahmi yang menjadi salah satu tujuan bertatap muka saat lebaran, tetap berjalan. Bisa dengan memanfaatkan teknologi internet. Tatap muka secara virtual.
“Zaman sudah canggih. Walau Covid-19 masih merajalela, kita jangan mati akal. Manfaatkan aplikasi Zoom Meeting, Google Meet, video call dan lain-lain untuk silaturahmi,” ucapnya.
Menurut Bang Dhin, semua warga mestilah partisipasi aktif, saling menyokong, untuk meminimalisir penyebaran virus. Maka, ikutilah anjuran pemerintah itu. Tahan diri untuk berbagai altivitas yang berpotensi penularan.
“Jangan sampai, kita malah menjadi host penyebaran Covis-19 melalui open house,” katanya.
Sebagai anggota DPRD Kalsel, Bang Dhin sendiri saat ini berada di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Eit, nanti dulu. Bukan berarti pria low profile ini mudik lho.
Ia berada di kampung halaman karena kebetulan sebelumnya melakukan reses dan sosialisasi perda (sosper) di daerah pemilihan. Reses sejak tanggal 1 – 8 Mei dan sosper dari tanggal 9 – 12 Mei.
“Jadwal reses dan sosper kebetulan berhimpitan dengan libur lebaran Idul.Fitri. Akhirnya, sekalian bertahan di Batulicin,” pungkasnya. (syl)