RETORIKABANUA.ID, Jakarta — Dalam pidato kenegaraan perdananya di hadapan Sidang Tahunan MPR-DPR, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan berbagai capaian pemerintah selama 299 hari pertama masa jabatannya. Dari pembangunan Sekolah Rakyat, peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga pencapaian rekor stok beras nasional, pemerintah mengklaim telah bekerja nyata dalam membangun Indonesia dari desa hingga ke pusat.
Presiden Prabowo membuka pidatonya dengan menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi keadilan sosial. Ia mengumumkan bahwa sebanyak 100 Sekolah Rakyat telah dibangun hingga saat ini dan pemerintah menargetkan pembangunan 200 sekolah pada tahun 2026 serta 300 sekolah pada 2027.
“Sekolah Rakyat kami bangun agar setiap anak dari keluarga tidak mampu dapat belajar tanpa hambatan,” tegas Presiden di Kompleks Parlemen, Jumat (15/8).
Siswa Sekolah Rakyat dijaring melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan diprioritaskan dari kelompok Desil 1 dan Desil 2, yaitu masyarakat dalam kategori miskin ekstrem dan miskin. Tak hanya mendapatkan pendidikan, siswa juga difasilitasi tempat tinggal yang layak dengan kasur, selimut, komputer dan meja belajar.
“Rumah keluarganya yang tidak layak huni akan kami renovasi. Keluarganya juga mendapat bantuan sosial agar bisa keluar dari jerat kemiskinan,” ujar Presiden.
Program ini merupakan pengejawantahan dari Asta Cita keempat, yang menempatkan pendidikan sebagai kunci membebaskan masyarakat dari kemiskinan struktural. Program ini berpijak pada Pasal 28C dan 31 UUD 1945 serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam sektor kesehatan dan kesejahteraan, Presiden memaparkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah menjangkau 20 juta penerima manfaat, mulai dari anak sekolah, balita, hingga ibu hamil dan menyusui.
“Target kita di akhir tahun 2025 adalah menjangkau 82,9 juta rakyat. Terima kasih kepada Badan Gizi Nasional,” ucapnya.
Saat ini, sudah ada 5.800 dapur SPPG (Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang aktif di seluruh provinsi, dengan target menjadi 32 ribu dapur hingga akhir tahun. Program ini juga menciptakan 290 ribu lapangan kerja dan melibatkan lebih dari 1 juta petani, nelayan, peternak dan UMKM.
Menurut hasil studi BRIN, MBG meningkatkan konsentrasi belajar dan kehadiran siswa secara signifikan, termasuk di daerah seperti Bogor, Papua dan Medan.
Presiden juga menyoroti capaian besar di sektor pertanian, dengan menyatakan bahwa stok beras nasional telah mencapai 4,2 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
“Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung,” kata Prabowo, disambut tepuk tangan.
Pemerintah menargetkan membuka 2 juta hektare lahan sawah baru, khususnya di Merauke, Papua Selatan. Harga beli gabah pun dinaikkan menjadi Rp6.500/kg, sementara penyaluran pupuk dipermudah dan bantuan alat pertanian diperluas.
Dalam 299 hari pemerintahannya, Presiden menyebut telah terjadi peningkatan signifikan di sektor pendidikan. Antara lain:
Gaji guru ASN ditingkatkan
Tunjangan guru non-ASN langsung ditransfer ke rekening penerima
13.800 sekolah dan 1.400 madrasah direnovasi
288.000 layar pintar akan dibagikan ke sekolah-sekolah
Pembangunan 20 Sekolah Unggul Garuda dan 80 Sekolah Unggul Garuda Transformasi
Pendirian SMA Taruna Nusantara Terintegrasi di seluruh penjuru negeri
Pembukaan 148 program studi baru di 57 Fakultas Kedokteran
Untuk memperkuat ekonomi desa, pemerintah telah membentuk 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) sejak 21 Juli 2025. Koperasi ini akan menjual beras, LPG, pupuk dan minyak goreng bersubsidi dengan harga terjangkau.
“Koperasi Merah Putih akan meringankan beban masyarakat dan menciptakan jutaan lapangan kerja,” ujar Presiden.
Program ini merupakan implementasi Asta Cita ke-3, yang menempatkan koperasi sebagai motor penggerak ekonomi desa agar Indonesia tumbuh lebih merata.
Mengakhiri pidatonya, Presiden Prabowo menekankan bahwa seluruh program pemerintah diarahkan untuk membangun Indonesia yang kuat, berdaulat, inklusif dan berkeadilan. Ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus menyentuh rakyat kecil dan pembangunan nasional tidak boleh meninggalkan satu pun warga negara. (ms)
Leave a comment