BALANGAN – Ada satu makam yang sering diziarahi jemaah, yakni makam Datu Kandang Haji yang memiliki nama asli Surya Sakti Mangku Alam.
Makamnya berada di Desa Teluk Bayur, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan. Dulunya wilayah ini bernama Beluning.
Lokasi makam Datu Kandang Haji berada 24 kilometer dari Kota Paringin, Balangan.
Menurut pengelola makam, H Sani, nama Kandang Haji didasarkan cerita masyarakat setempat yang menyatakan bahwa desa tersebut dikandangi dengan doa-doa. Tujuannya untuk mencegah masuknya penjajah.
Cerita di masyarakat menyebutkan pula bahwa tokoh Datu Kandang Haji awalnya bernama Patih Bentar Alam. Dan dalam riwayat lain juga disebutkan bernama Datu Surya Sakti Mangku Alam.
“Datu Kandang Haji menunaikan ibadah haji ke Mekkah dengan berjalan kaki setelah memeluk Islam. Kemudian pulang ke kampung halaman mengajar dan menyebarkan ilmu kepada masyarat,” ujar H Sani, Senin (1/3).
Datu Kandang Haji merupakan putra asli daerah setempat yang hidup dari keluarga petani yang sederhana.
Selain aktif menyebarkan dakwah ke masyarakat, Datu Kandang Haji juga membangun beberapa masjid.
Masjid yang dibangunnya adalah Masjid Al Mukarramah di Desa Bangkal, Kecamatan Halong, Masjid Jannatul Ma’wa di Desa Buntu Karau Kecamatan Juai, dan Masjid Sirajul Huda di Desa Paran Kecamatan Paringin.
Sementara itu, beberapa barang yang menjadi peninggalannya, antara lain Alquran tulisan tangan, cukmar (tongkat khatib), piring melawin besar, dan pataka kayu.
Selain peninggalan, Makam Datu Kandang Haji juga memiliki keunikan, yakni disebut makam panjang.
Panjang makamnya kurang lebih 11 meter dan lebarnya kurang lebih 4 meter.
Masyarakat setempat mempercayai makam tersebut dianggap berkeramat, karena salah satu tempat diijabahnya doa.
“Makam Datu Kandang Haji tersebut dijadikan tempat ziarah dan syukuran, serta dikeramatkan oleh masyarakat. Sebagai ungkapan rasa syukur yang bersangkutan menancapkan nisan baru, dan juga ada kain kuning,” jelas H Sani.
Setiap gelaran haul Datul Kandang Haji di lokasi makam yang dipimpin KH Asmuni atau Guru Danau, selalu dibanjiri jemaah.
Mereka ada yang berasal dari sejumlah kota di Kalsel dan provinsi tetangga Kaltim dan Kalteng. (mid)