BANJARMASIN – Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Dalam Muktamar ke-34 NU yang diselenggarakan di Lampung, Gus Yahya terpilih menjadi ketua umum PBNU untuk masa hikmat 2021-2026.
Perolehan 337 suara untuk Gus Yahya unggul atas calon petahana Said Aqil Siradj yang hanya memperoleh 210 suara.
Selain memilih ketua umum, Muktamar NU menetapkan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2021-2022 dalam sidang pleno IV Muktamar ke-34 NU di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila), Jum’at (23/12) dini hari.
Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Rais Suriyah NU Sulawesi Tengah yang terpilih sebagai salah satu Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) Muktamar NU, KH Zainal Abidin.
Kepemimpinan PBNU yang baru ini tak luput dari perhatian kader muda NU Berry Nahdiyan Forqan.
Menurut Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) NU Kalsel itu, terpilihnya KH Miftahul Akhyar sebagai Rais Am dan KH Yahya Cholil Staqub menunjukkan kalangan Nahdliyin memang menghendaki adanya regenerasi yang direpresentasikan oleh Gus Yahya, juga sekaligus tetap menjaga tradisi dengan menempatkan kiyai sepuh sebagai Rais Aam.
“Ini merupakan pasangan yang sangat tepat. Ketua umum adalah kiyai muda yang progresif dikawal oleh Rais Aam mumpuni baik dalam hal keagamaan maupun berorganisasi,” ucapnya.
Menurut Berry, Gus Yahya membawa harapan baru bagi NU ke depan. NU yang lebih inklusif yang mampu memperkuat gerakan akar rumput para nahdliyin sekaligus mampu merajut jejaring elit lintas profesi di tingkat daerah, nasional dan global.
Lebih lanjut, mantan Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah ini mengharapkan, sebagai ormas Islam terbesar di bawah kepemimpinan Gus Yahya diharapkan akan mampu memperkuat konsolidasi internal dalam arti pembangunan nahdliyin di segala bidang, sekaligus menjadi kekuatan di luar yang mampu berkontribusi terhadap kemajuan kehidupan berbangsa-bernegara dan perdamaian global.
“Ke depan, kepemimpinan Gus Yahya diharapkan mampu memperkuat organisasi sampai ke tingkat cabang, memperkuat kapasitas sumberdaya dan merajut sumberdaya bersera agar menjadi kekuatan yang mampu memberdayaan warga nahdiyin. Terutama dalam bidang ekonomi,” harapnya.
Ia menambahkan, dalam kancah nasional PBNU ke depan, diharapkan mampu terus berkomunikasi dengan baik kepada semua pihak. Terutama pemerintah, sehingga dapat terus memperkuat komitmen kebangsaan dan kemajuan NKRI.
“Dalam kancah global, Gus Yahya yang sudah memiliki jaringan internasional tentu akan dapat memperkuat pengaruh NU dalam turut serta mendorong keadilan dan perdamaian dunia,” tambahnya.
Muktamar yang baru usai itu juga menempatkan Ketua PWNU Kalsel KH A Hasib Salim sebagai salah satu tim formatur. Dengan kata lain, kader NU Banuq dipercaya untuk turut serta menentukan struktur PBNU dan komposisinya dalam kepengurusan.
“Selanjutnya, muktamar telah usai, dan bukan saja menghasilkan kepemimpinan baru, namun juga berbagai keputusan-keputusan penting lainnya. Seperti hasil Bahsul Masail, program strategis dan rekomendasi lainnya yang mesti para nahdiyin kawal secara bersama. Segala perbedaan selama muktamar telah terjembatani dg keputusan muktamar dan hendaknya ini dijadikan acuan bagi para nahdiyin dalam ber-NU agar selalu tetap riang gembira,” pungkasnya. (mid)
